Rabu, 19 Juli 2017

Omed-omodan Banjar Kaja, Sebuah Hiburan nan Sakral (2-Habis)

Berjuang untuk Warisan Dunia

Omde-omdean kini telah menjadi ikon Kota Denpasar dan Provinsi Bali. Tradisi leluhur yang telah dijalani ratusan tahun oleh warga Banjar Kaja, Sesetan, tersebut saat ini sedang diusulkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).

TRADISI unik omed-omedan Banjar Kaja, Sesetan, memang memiliki daya tarik begitu besar. Baik warga lokal, Wisatawan domestik maupun mancanegara.Pemerintah kota Denpasar maupun Provinsi Bali pun melihat tradisi tarik menarik dan berpelukan antara pemuda dan pemudi itu memiliki potensi besar untuk dijadikan wisata budaya.
Itu sebabnya, Omed-omedan kini semakin gencar dikenalkan kepada seluruh warga Indonesia hingga luar negeri sebagai slah satu ikon budaya di Bali. Salah satuya, dengan mengemas tradisi tersebut dalam event Sesetan Heritage Omed-omedan Festival yang digelar setahun sekali. Tepatnya saat Ngembak Geni atau satu hari setelah Hari Raya Nyepi. Tahun ini, event itu dihelat pada 29 Maret.
Agar tidak meninggalkan kemurnian dari tradisi tersebut, prosesi Omed-omedan tetap dilakukan didepan Balai Banjar Kaja, Sesetan , Denpasar Selatan. Seluruh kegiatan didalam event itu dikelola langsung oleh Sekaa Teruna Teruni (STT) satnya Darma Kerti. Event tersebut telah berjalan sembilan tahun.
Seluruh prosesi Omed-omedan memang tidak ada yang berubah. Semua dilakukan sesuai dengan tradisi leluhur. Tapi, Pengemasan dalam kegiatan Festival budaya tersebut dibuat lebih meriah. Tidak sekedar prosesi Omed-omedan oleh anggota STT. Warga sekitar juga dilibatkan untuk mendukung kegiatan Festival tersebut."Dulu kan hanya menjalankan prosesi Omed-omedan-nya saja. Setelah itu ya sudah selesai," kata Suraputra, Salah seorang anggota STT Satya Dharma Karti, Banjar Kaja, Sesetan.
Keberadaan Omed-omedan pun kian dikenal oleh banyak orang. Berbagai inovasi dilakukan oleh STT Satya Dharma Karti untuk mengemas Festival budaya tersebut agar semakin meriah. Seperti pendirian Peken Paiketan Krama Sesetan yang digunakan sebagai sarana promosi produk usaha kecil menengah (UKM) warga sekitar. Mulai menjikan makanan khas Bali, Kerajinan, hingga Home industry.
Dengan begitu, Prekonomian warga sekitar juga ikut terangkat."Dulu tradisi ini (Omed-omedan) hanya dinikmati warga Banjar Kaja, sekarang seluruh warga juga ikut menikmatinya," ujar pria yang juga ketua panitia Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2017 itu.
Suraputra mengatakan, Omed-omedan adalah warisan budaya nonbenda yang memang harus dilestarikan. Bahkan, tradisi yang sudah ada sejak abad ke 17 itu pernah medapatkan penghargaan dari Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra pada tahun lalu.
Penglingsir banyak Banjar Kaja, Sesetan, Wayang Sunarya mengatakan, Omed-omedan telah menjadi ikon kota Denpasar. Bahkan, provinsi Bali. Melalui event yang digelar dengan beragam kegiatan menarik membuat Omed-omedan semakin dikenal sebagai salah satu tradisi budaya yang unik dari Bali." Omed-omedan tetap hanya ada di Banjar Kaja, Sesetan. Tetapi, sudah menjadi salah satu ikon Bali," katanya.
Bahkan Omed-omedan juga akan diajukan menjadi warisan budaya dunia oleh United Nations Education, Scientific, and Cultural Organization(Unisco). Saat ini, baik warga Banjar Kaja, Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali terus berusaha melestarikan tradisi Omed-omedan.
Selain melalui kegiatan Sesetan Haritage Omed-omedan Festival, Omed-omedan juga akan ditampilkan sebagai kesenian budaya dikegiatan pesta kesenian Bali (PKB) pada Juni mendatang. Kesenian tradisi Omed-omedan rencananya akan dipentaskan didepan Presiden Joko Widodo." Kami sudah diminta Gubernur Bali untuk menampilkan Oden-omedan saat pembukaan PKB tahun ini," katanya.
Meski akan ditampilkan dalam pembukaan PKB, warga Banjar Kaga, Sesetan tidak akan menghilangkan kesakralan tradisi Omed-omedan itu sendiri. Sebab, secara tradisi adat, Omed-omedan sejatinya hanya dilakukan oleh  pemuda dan pemudi setepat pada Ngembak Geni atau satu hari setelah Hari Raya Nyepi. Tempat penyelenggaraannya pun harus didepan Banjar Kaja." Kalau dilakukan diluar banjar dan tidak pas Ngembak Geni tidak apa-apa," ujar dia.
Asalkan, lanjut dia, yang ditampilkan kesenian budayanya saja. Tidak menggunakan ritual seperti pada saat prosesi Omed-omedan sebenarnya. Wayan mengaku, hanya mengajak beberapa pemuda dan pemudi untuk melakukan Omed-omedan. Tanpa membawa sesajen ditempat PKB."Kami hanya menunjukkan seperti apa tradisi Omed-omedan Banjar Kaja, sesetan itu ada. Karena tradisi Omed-omedan didunia hanya ada di Bali,"ungkapnya.
(Septinda Ayu Pramitasari/dos)
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar